Kamis, 10 Maret 2016 18:14
Eka Nurcahyo Imam Nahrawi, saat menerima baju kebesaran PSHT, di Jakarta, Kamis (11/3/2016) |
SURYAMALANG.COM, JAKARTA - Menpora Imam Nahrawi dinobatkan sebagai warga kehormatan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam Parapatan Luhur ( Musyawarah Besar) PSHT di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (10/3). Baju kebesaran Pencak Silat PSHT ke Menpora disematkan oleh Wakil Ketua Dewan Pusat, Ir Wiyono. Menpora Imam Nahrawi merasa bangga dinobatkan menjadi warga kehormatan PSHT. Karena, menjadi warga PSHT merupakan mimpi dia sejak kecil.
Imam Nahrawi mengaku, saat nyantri di pondok pesantren, dia ikut belajar silat yaitu PSHT. Namun, setelah ikut latihan beberapa waktu tak kuat, sehingga tidak selesai. Karena itu, setelah dinobatkan sebagai warga, dia berkeinginan untuk kembali latihan pencak silat PSHT. "Tolong pengurus yang di Jakarta bisanya menyiapkan pelatih. Semoga saya bisa bergabung latihan di Jakarta," ujar Imam.Nahrawi.
Menpora sangat terkesan dengan PSHT karena pencak silat ini tak hanya mengandalkan latihan fisik, tetapi lebih dari itu ikatan persaudaraan yang amat dalam di perguruan ini yang membuatnya terkesan. PSHT Tak hanya besar di Madiun, Jawa, tetapi ternyata sudah merambah di Asia dan Eropa. Karena itu Menpora sangat nengapresiasi dan mendukung PSHT. "Pelatihan PSHT bukan fisik dan skill saja, tetapi olah hati perdaudaraan yang sangat membanggakan," tegas Imam Nahrawi.
Menpora juga menyatakan pemerintah akan memperjuangkan terus pencak silat agar dipertandingkan di Asian Games 2018 dan bahkan Olimpiade. "Karena itu kami akan sangat bangga, jika peraih emasnya dari PSHT," ujar Nahrawi. Menpora berharap Parapatan Luhur PSHT bisa menjadi jembatan dan bisa memberi sumbangsih pelaksanan Asian Games, agar Indonesia sukses sebagai tuan rumah. Menpora juga menekankan tak ada tawuran antarpendekar. Penekanan ini diungkapkan Menpora hingga dua kali. Parapatan Luhur PSHT 2016 untuk memilik Ketua Umum dan penyempurnaan AD/ART berlangsung mulai Kamis (10/3) sampai Minggu (12/3). (Eko Nurcahyo)
Imam Nahrawi mengaku, saat nyantri di pondok pesantren, dia ikut belajar silat yaitu PSHT. Namun, setelah ikut latihan beberapa waktu tak kuat, sehingga tidak selesai. Karena itu, setelah dinobatkan sebagai warga, dia berkeinginan untuk kembali latihan pencak silat PSHT. "Tolong pengurus yang di Jakarta bisanya menyiapkan pelatih. Semoga saya bisa bergabung latihan di Jakarta," ujar Imam.Nahrawi.
Menpora sangat terkesan dengan PSHT karena pencak silat ini tak hanya mengandalkan latihan fisik, tetapi lebih dari itu ikatan persaudaraan yang amat dalam di perguruan ini yang membuatnya terkesan. PSHT Tak hanya besar di Madiun, Jawa, tetapi ternyata sudah merambah di Asia dan Eropa. Karena itu Menpora sangat nengapresiasi dan mendukung PSHT. "Pelatihan PSHT bukan fisik dan skill saja, tetapi olah hati perdaudaraan yang sangat membanggakan," tegas Imam Nahrawi.
Menpora juga menyatakan pemerintah akan memperjuangkan terus pencak silat agar dipertandingkan di Asian Games 2018 dan bahkan Olimpiade. "Karena itu kami akan sangat bangga, jika peraih emasnya dari PSHT," ujar Nahrawi. Menpora berharap Parapatan Luhur PSHT bisa menjadi jembatan dan bisa memberi sumbangsih pelaksanan Asian Games, agar Indonesia sukses sebagai tuan rumah. Menpora juga menekankan tak ada tawuran antarpendekar. Penekanan ini diungkapkan Menpora hingga dua kali. Parapatan Luhur PSHT 2016 untuk memilik Ketua Umum dan penyempurnaan AD/ART berlangsung mulai Kamis (10/3) sampai Minggu (12/3). (Eko Nurcahyo)
0 Komentar