Kembali Ke Persaudaraan Setia Hati Terate




Didalam Persaudaraan Setia Hati Terate, persaudaraan adalah suatu hal yang diutamakan bagi warga dan siwanya, memberi kekuatan hidup serta membimbingnya dalam memperoleh kesejahteraan


Persaudaraan adalah hubungan batin yang erat antara seorang dengan orang lain, dalam hal ini antara warga dengan warga atau antara warga dengan segenap umat manusia pada umumnya. Dengan persaudaraan, manusia diperlakukan dan diakui sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, dan sebagainya.

dan kebahagiaan lahir batin. Jiwa Persaudaraan adalah pelajaran yang pertama kali ditanamkan sejak siswa pertama kali mengecap pelajaran SH. Karena sejatinya PSHT bisa sampai sebesar sekarang ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena Rasa Persaudaraan yang begitu erat diantara para Warganya, bahkan Rasa Persaudaraan diantara para warganya sampai melebihi saudara kandung, seakan-akan Warga PSHT satu dengan lainnya adalah satu tubuh dan satu jiwa.

Karena alas an “Rasa Persaudaraan yang begitu erat ini jugalah mengapa nama Organisasi ini adalah “Persaudaraan Setia Hati Terate”, Bukan memakai nama “Perguruan”, “Padepokan”, atau “Persilatan”. Karena memang yang paling di tekankan adalah membangun Persaudaraan melalui sarana Pencak Silat. 

Sejarah telah mengungkap, sejak Ki Ngabehi Suro Diwirjo mendirikan pencak silat dengan nama “Djojo Gendilo” dan hubungan batin antar saudara bernama “Sedulur Tunggal Ketjer” sampai perkembangan yang dibawa oleh Ki Ngabehi Hadjar Hardjo Oetomo dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”, bahwa persaudaraan adalah suatu hal yang diutamakan bagi warga dan siwanya, memberi kekuatan hidup serta membimbingnya dalam memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin.


Seperti tergambar didalam Lambang PSHT kita yaitu bunga terate yang Kuncup, setengah mekar, dan mekar. Biarpun bunganya ada yang mekar, ada yang kuncup, ada yang Cuma setengah mekar, namun pada hakekatnya semuanya adalah satu dan tetap Indah dipandang saat bersama-sama. Sama dengan kita, mungkin ada Warga yang kehidupannya berkecukupan, ada yang kekurangan, ada yang beragama Islam, Nasrani, dan lain sebagainya. Ada yang berbeda pandangan Politik, berbeda budaya, namun di bawah naungan Persaudaraan Setia Hati Terate kita semua adalah sama, Saudara satu sumpah!.

Untuk menjalin sebuah tali Persaudaraan tentu saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, syarat-syarat itu diantaranya adalah adanya Rasa saling pengertian, saling mengasihi, serta saling bertanggung jawab. Selanjutnya yang dikehendaki oleh persaudaraan adalah yang satu dan lainnya saling membutuhkan, saling menghormati dan saling mempercayai. Masing-masing merasa dan mengakui benar-benar sebagai saudara Warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang lainnya.

Pertentangan politik sering terjadi dimana-mana, dari golongan tingkat atas sampai golongan paling bawah. Malahan bisa juga terjadi antara kakak dan adik sekandung yang berdiam disatu atap. Tetapi di bawah ikatan “persaudaraan” pertentangan politik tidak akan pernah ada. Pertentangan politik tidak pernah dibawa kedalam kehidupan saudara-saudara Persaudaraan Setia Hati Terate, juga tidak pernah mempengaruhi jalannya latihan pencak silat. Di bawah bendera Persaudaraan Setia Hati Terate masing-masing anggota menangggalkan baju kedinasan, baju politik, baju partai, baju bisnis dan sebagainya. Masing-masing hanya mengenakan “baju persaudaraan”. Mereka merasa solider,mereka merasakan ikatan tali persaudaraan lebih mendalam dari ikatan tali hubungan keluarga atau saudara.

Hal ini tidak berarti dikarenakan si atasan dan si bawahan adalah sama-sama Warga Persaudaraan Setia Hati Terate, maka si bawahan boleh seenaknya sendiri. Misalkan si bawahan “njangkar” kepada atasannya/pimpinannya. Atau dikarenakan kita sebagai srorang warga maka bolrh seenaknya dengan pimpinan suatu instansi diluar lingkungan kita karena dia juga seorang warga. Bukaan itu yang dikehendaki oleh persaudaraan tetapi yang dikehendaki oleh persaudaraan adalah yang satu dan lainnya saling membutuhkan, saling menghormati dan saling mempercayai. Masing-masing merasa dan mengakui benar-benar sebagai saudara Warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang lainnya.

Namun akhir-akhir ini banyak terjadi konflik dan huru-hara dan perpecahan terjadi didalam tubuh PSHT baik di tingkat Pusat maupun sampai di tingkat bawah, diakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan kepentingan diantara mereka. Jargon “Persaudaraan Yang Kekal Abadi” seakan hanya bernuansa sepi di telinga mereka para “Oknum”. Saling jegal dan sikut antar sesame saudara dilakukan demi mendapat kekuasaan dan keuntungan pribadi serta golongannya. 

Sekarang ini banyak berdiri Organisasi-organisasi “tandingan” yang seakan mirip dengan PSHT, (PSHP dan PPSHT 1922) namun sejatinya organisasi itu telah “Murtad” dari Setia Hati Terate. para pendirinya sebenarnya lahir dan besar di PSHT, namun malah memberontak dan keluar dari PSHT. Inilah yang patut disesalkan. Sudah sepatutnya kita sebagai warga Setia Hati Terate kembali menengok ke diri kita kembali, sudah saatnya kita kembali bersatu dan saling bergandengan tangan, kita pererat rasa Persaudaraan kita yang selama ini menjadi ”Senjata Utama” kita, seperti kata Pepatah “Bersatu Teguh, Bercerai Runtuh”. Apakah kita mau bila Organisasi tercinta kita PSHT runtuh karena kita para Warganya saling terpecah belah? Tentu saja tidak Bukan?.

Setelah semakin mempererat Rasa Persaudaraan kita, selanjutnya mari kuras Pikiran dan tenaga kita untuk membangun Organisasi tercinta kita Persaudaraan Setia Hati Terate menuju kejayaan yang abadi, SUDAH SAATNYA BUNGA TERATE MEKAR LAGI!

Posting Komentar

0 Komentar